MENYESUAIKAN PIKIRAN DENGAN FIRMAN ALLAH
MENYESUAIKAN PIKIRAN DENGAN FIRMAN ALLAH
Sembilan
bulan setelah keponakan kami lahir (4 April 1999), namanya Foril
Sinaulan, di Manado mengamuk wabah demam berdarah (sekitar bulan Januari
dan Februari tahun 2000). Rumah sakit umum Prof. Kandou di Malalayang
Manado dipenuhi dengan pasien yang terkena wabah, sampai ke
lorong-lorong ruangan di RS. Setiap hari ada saja pasien yang meninggal.
Ayah
saya memberitahu agar kami menjenguk ke RS. Dari Tondano kami menuju ke
RS. Sampai di RS ayah saya sudah berdiri di luar ruangan. Tidak lagi
mau masuk ke ruangan. Ayah marah kepada saya dan istri yang baru sampai
sementara keponakan sudah di rawat sekitar tiga hari. Sambil
terbata-bata karena terharu, ayah berkata "biarjo dia pe papa sampe dulu
dari Papua". Artinya, biar saja anak itu kalaupun harus meninggal, yang
penting ayahnya, yang bekerja di Free Port Papua, sampai dahulu di RS.
Papa seperti tidak ada harapan lagi, karena ayah menyaksikan sendiri
secara langsung setiap hari ada saja pasien yang meninggal karena wabah
DBD.
Setelah
mendengarkan ayah, saya bersama istri langsung masuk ke ruangan di mana
anak itu dirawat. Di ruangan kami menyaksikan kondisi memprihatinkan
dari anak itu, dan banyak anak lainnya dengan kondisi yang sama di
sekitar. Saya berdoa kepada Tuhan Yesus sambil menumpangkan tangan
kepada anak itu dalam keyakinan bahwa Allah berkuasa atas sakit
penyakit, dan berkuasa menyembuhkan anak itu dari sakit demam berdarah.
Sebelumnya, dokter yang merawatnya berkata kepada ayah bahwa ini
kejadian langkah, seorang anak usia 9 bulan terkena penyakit demam
berdarah.
Setelah
berdoa, kami keluar ruangan dan kembali bercakap-cakap dengan ayah.
Dalam percakapan dengan ayah, saya menekankan beberapa kebenaran Firman
Tuhan yang terkait dengan kondisi yang sedang berlangsung. Saya
menyampaikan kepada ayah kesaksian bapak Gereja Martin Luther yang saya
baca dari salah satu buku yang ditulis oleh hamba Tuhan Kenneth E. Hagin
Kesaksiannya
adalah sebagai berikut. Suatu kali teman Martin Luther dalam perjuangan
reformasi gereja, jatuh sakit. Martin Luther datang menjenguk. Di RS,
dia prihatin menyaksikan keadaan temannya di atas pembaringan. Apa yang
dilakukan oleh Martin Luther? Dia mengambil Alkitab dan membacakan
beberapa bagian Firman Tuhan dalam kitab Injil tentang kesembuhan dan
yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Setelah membacakan injil tentang
kesembuhan, Martin Luther menuju ke Jendela dan menghadap ke luar.
Sementara memandang ke luar, dia berucap: "Tuhan saya sudah membacakan
janji-janji di dalam Firman-Mu, dan saya percaya kebenaran janji dalam
Firman-Mu, bila teman saya tidak sembuh dari sakitnya, saya sulit
menaruh percaya lagi kepadaMu. Sepintas, kelihatannya ini suatu
pemaksaan kehendaknya kepada Tuhan, suatu kesombongan, dari seorang
Martin Luther. Akan tetapi kesaksian injil, dengan jelas menyatakan
bahwa bila kita beriman, maka tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan.
Dalam
menyembuhkan orang yang sakit, atau orang yang bermasalah, Tuhan Yesus
sering berkata: "Imanmu telah menyelamatkan engkau" seperti ayat-ayat
berikut ini:
Matius 9:22
Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah peremp;uan itu.
Markus 10:52
Lalu
kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!"
Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam
perjalanan-Nya.
Lukas 7:50 Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"
Lukas 17:19 Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."
Ingkat
bahwa menurut Roma 10:17: Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran
oleh firman Kristus. Martin Luther berpegang pada Firman Tuhan, dan
karena itu ia memiliki iman bahwa Firman Tuhan yang dia bacakan adalah
benar dan akan menjadi kenyataan.
Saya juga menekankan kepada ayah kebenaran Firman Tuhan yang terdapat dalam Yesaya 38:
Yesaya 38:1-9:
38:1
Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah
nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN:
Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati,
tidak akan sembuh lagi." 38:2 Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah
dinding dan ia berdoa kepada TUHAN. 38:3 Ia berkata: "Ah TUHAN, ingatlah
kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan
tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu."
Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. 38:4 Maka berfirmanlah TUHAN
kepada Yesaya: 38:5 "Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia: Beginilah
firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah
Kulihat air matamu. Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima
belas tahun lagi, 38:6 dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari
tangan raja Asyur dan Aku akan memagari kota ini. 38:7 Inilah yang akan
menjadi tanda bagimu dari TUHAN, bahwa TUHAN akan melakukan apa yang
telah dijanjikan-Nya: 38:8 Sesungguhnya, bayang-bayang pada penunjuk
matahari buatan Ahas akan Kubuat mundur ke belakang sepuluh tapak yang
telah dijalaninya." Maka pada penunjuk matahari itu mataharipun
mundurlah ke belakang sepuluh tapak dari jarak yang telah dijalaninya.
38:9 Karangan Hizkia, raja Yehuda, sesudah ia sakit dan sembuh dari
penyakitnya:
Hal
yang dilakukan Martin Luther mirip dengan apa yang dilakukan oleh Raja
Hizkia. Martin Luther mengemukakan perkaranya berlandaskan janji Tuhan
dalam Firmannya. Tuhan mendengarkan Raja Hizkia. Tuhanpun mendengarkan
doa Martin Luther untuk temannya yang sakit. Temannya akhirnya sembuh
dari sakitnya yang parah.
Setelah
saya menyampaikan kebenaran Firman Tuhan kepada ayah, saya bersama
istri pamit untuk pulang ke Tondano (sekitar 1 jam perjalanan dari
Manado). Besoknya ayah menelepon saya, kata ayah: "saya sudah mengubah pikiran saya sesuai dengan firman Tuhan",
anak itu sudah menunjukkan perubahan yang sangat menggembirakan.
Seorang anak, usia sembilan bulan, sembuh secara ajaib dari penyakit
demam berdarah. Anak itu sekarang sudah berusia 19 tahun.
Firman
Tuhan sungguh benar. Sesuaikanlah pikiran kita dengan Firman Tuhan.
Tetaplah mengakui kebenaran Firman Tuhan dengan mulut kita sendiri.
Firman Tuhan selalu terlaksana, seperti Firman Tuhan dalam Yesaya
55:10-11:
55:10
Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke
situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan
tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang
yang mau makan, 55:11 demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku:
ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan
melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang
Kusuruhkan kepadanya.
Terpujilah Tuhan Yesus Kristus. Amin.
Comments
Post a Comment